Ekspedisi Lintas Bintan 2017
Panas kuping si bunda tiap kali menguping pembicaraan warga negara Indonesia “Bintan itu punya bule!”. Nggak pernah rela ia mendengarnya. Maka pada long weekend ini diangkutlah koper beserta rakyatnya ke Pulau Bintan toek berusaha mematahkan ‘mitos’ ini. 😉
Take-off dari Terminal 3 Ultimate Soetta Jakarta menggunakan Garuda, hanya menempuh waktu 1,5 jam untuk tiba di Bandar Udara Internasional (RHF) Raja Haji Fisabilillah Kota Tanjungpinang. Bunda cukup surprised pertama kali menapakkan kakinya di ujung barat daya Pulau Bintan, terutama kala mendapati bangunan gedung airport tampak baru dan modern. Judul bandara diabadikan dari seorang pahlawan nasional Indonesia bernama Raja Haji Fisabilillah, seorang raja dan pejuang dari Kerajaan Melayu-Riau yang wafat ketika menyerang penjajah Belanda.
Kendaraan yang dipesan ayah dalam acara Ekspedisi Lintas Bintan sudah stand-by di pintu keluar bandara. New Avanza Veloz seharga Rp. 250k/24 jam (lepas kunci) dapat dengan nyaman memuat 5 orang warga bunda beserta koper dan kawanannya.
Hal pertama yang disadari bunda ketika keluar dari bandara adalah jalanannya yang bagus dan lebar. Mulai dari kota hingga desa, gurun hingga pantai, akses jalannya teramat mulus. Begitu seterusnya hingga hari terakhir laskar bunda mengeksplorasi Bintan. Susah menemukan jalan berlubang di Pulau Bintan! 😮 Maka tak heiran di pulau ini sering diselenggarakan event international seperti bike, run, triathlon, sehingga namanya pun semakin berkibar di mancanegara.
Malam pertama dan kedua di pulau Bintan dihabiskan di Tanjungpinang, seraya menjelajah wisata sekitar kota. Kota Tanjungpinang dahulunya adalah pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga dan sempat menjadi ibukota Provinsi Riau (meliputi Riau daratan dan kepulauan) sebelum kemudian dipindahkan ke Pekanbaru. Kini sebagai ibukota provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Tanjungpinang sedang rajin me’mekar’kan wilayahnya serta memindahkan pusat pemerintahannya yang dibangun secara exclusive atau terpisah di pulau lain bernama Pulau Dompak (impresif dan megah seperti Putrajaya Malaysia) –dan akses menuju Kota Tanjungpinang dihubungkan dengan jembatan panjang iconic! Keren.
Wilayah Tanjung Pinang mencakup beberapa pulau di sekitarnya termasuk Pulau Penyengat Inderasakti –pulau seluas 240 hektar yang menyimpan cagar budaya Masjid Raya Sultan Riau (dibangun tahun 1803) yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, balai adat arsitektur Melayu, kompleks Istana Kantor, dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.
Pulau Penyengat adalah destinasi wajib bagi laskar bunda. Bahkan sebagai tujuan pertama yang langsung ia singgahi dari bandara! Tak sabar bunda menyambangi peninggalan Imperium Melayu yang terdapat di pulau ini, maklum akar Melayu cukup kental mengalir dalam trah keluarganya. Pulau Penyengat merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu Lingga-Riau yang berdiri pada abad ke-18. Di pulau kecil ini jualah diciptakannya syair Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji –yakni cikal bakal bahasa persatuan Indonesia yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Wow, emejing! Bunda yang sikit-sikit masih bisa cakap logat serumpun tersenyum mangut-mangut tanda mengerti tatkala membaca 12 pasal sarat nasihat dalam bahasa Melayu. Tak payahlah! 😉
Namun baginya, yang paling menarik tentang Pulau Penyengat adalah, pulau ini merupakan mas kawin atau mahar Raja Riau-Lingga Sultan Mahmud Syah III kepada permaisurinya Engku Putri atau Raja Hamidah pada tahun 1801. Ternyata tidak hanya Taj Mahal saja yang menjadi tanda cinta raja pada sang ratu, di Pulau Penyengat pun rajanya romantis juga 😀 Segera saja bunda men-colak-colek ayah sambil berkata, “Yah, bunda juga mau donk diberi mahar sebuah pulau, tak mengapa bila tak dibayar ‘tunai’, KPP sajalah.. (Kredit Pemilikan Pulau, red.)”. Ayah manyun.
Lokasi Pulau Bintan sangat strategis di ujung Semenanjung Melayu yang memisahkan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Hal ini yang membuat Bintan berabad lalu menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dagang, salah satunya Marco Polo, penjelajah Italia yang kabarnya pernah bertambat di Bintan.
Akulturasi berbagai budaya yang disebabkan dari masuknya para pedagang dengan latar berbeda telah memberikan warna tersendiri pada budaya Melayu serta memperkaya adat istiadat penduduk di pulau Bintan. Tempat ibadah dibangun saling berdekatan dan masyarakat antar etnisnya pun hidup berdampingan dengan damai. Di pulau ini bunda merasakan toleransi tingkat tinggi dimana ia dapat bersantai mengenakan tanktop dan rok mini di tengah kerumunan 😉
Sebagian besar penduduk merupakan Suku Melayu dan Bugis dari Sulawesi Selatan, terdapat juga etnis Banjar dari Kalimantan serta Peranakan Cina yang sudah tinggal disini selama beberapa generasi. Ada pula penjelajah laut Bajau yang kabarnya hidup di kapal dan berlayar dari pulau ke pulau. Di masa kini disaat ekonomi kota semakin tumbuh pesat (semenjak lepas dari Provinsi Riau), Tanjung Pinang kebanjiran pendatang dari suku Batak, Minangkabau, hingga Sunda. Ya, bahkan supir betor (becak motor) yang membawa bunda berkeliling Pulau Penyengat berasal dari Indramayu!
Sejumlah pelabuhan tersebar di seluruh pesisir Pulau Bintan. Salah satunya adalah Pelabuhan Sri Bintan Pura yang memiliki kapal feri dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain di Kepulauan Riau, serta akses internasional ke Malaysia dan Singapura.
Akses internasional lainnya dapat dijumpai dalam Kawasan Wisata Lagoi di bagian utara Pulau Bintan (1,5 jam berkendara dari Kota Tanjungpinang). Kompleks Lagoi Resorts memiliki konsep serupa dengan Nusa Dua Bali, yakni kawasan elite dengan sejumlah resort mewah. Selain menghadirkan akomodasi eksklusif, beragam fasilitas mulai dari restoran hingga aktifitas wisata disediakan di setiap resort sehingga tamu (khususnya turis asing) tak perlu lagi keluar dari kawasan ini. Bahkan Lagoi memiliki loket imigrasi tersendiri yang terdapat di ferry terminal khusus wisatawan asing dari Singapura. Fyi, only 60 minutes Singapore – Lagoi via ferry.
Glamping masuk ke dalam main course! Ya, keluarga bunda nekat mengejar #glamping hingga ke Bintan! The Canopi Resort, yakni penginapan camping dalam tenda berkelas bintang kejora menjadi pilihan ultimate di kawasan Lagoi. Konsep glamping di resort yang usianya baru setahun ini amatlah unik dan lux terutama dengan hadirnya private jacuzzi di depan tenda! The Canopi menjadi satu bagian dari Treasure Bay Bintan yaitu the first and largest man-made seawater blue-crytal lagoon in Southeast Asia at 6.3 hectares, equivalent to 50 Olympic-size swimming pools (800 meters from one end to another)! Kisahnya disampaikan dalam tulisan selanjutnya ➡
Banyan Tree Resort pun turut disambangi warga bunda untuk bersantai menikmati sunset di tepi laut Cina Selatan. Pada private pool Rainforest Seaview Villa ini bunda dapat tenang berendam beratapkan langit bertabur jutaan bintang ditemani kunang-kunang 😉
Meski belum puas menikmati ke-lux-urian Lagoi, namun sudah waktunya bagi awak bunda kembali ke kota Tanjung Pinang, sembari ber-eskplorasi 500 km menyusuri pesisir pulau Bintan, seraya dikejutkan dengan berbagai objek wisata yang istilahnya si bunda ‘second to none’ baik dalam skala maupun keindahannya. Silahkan saksikan tampilannya dalam Gallery Bintan ➡
Adapun rangkuman kegiatan “Ekspedisi Lintas Bintan 2017” sebagai berikut:
Hari # | Dari – Ke | Bedah Hotel | Bedah Resto | Bedah Wisata |
1 | Jakarta – Tanjung Pinang – Pulau Penyengat | CK TanjungPinang Hotel | Ikan Pinang2 bakar P. Penyengat, otak-otak Dermaga Penyengat, Mie Tarempa, kerang lokan siput laut gonggong Melayu Square Tj.Pinang | Pulau Penyengat |
2 | Tj. Pinang – Gn. Kijang – Kawal – Pantai Trikora | idem | Otak-otak sotong Kawal, Bebakaran Resto & Resort Trikora, RM Padang Putri Minang | Vihara 1000 Patung, Danau Biru Gn. Kijang Kawal, Pantai Trikora |
3 | Tj. Pinang – Busung – Tj. Uban – Lagoi | The Canopi Bintan Lagoi | Sop Tulang Tj. Uban, Otak-otak gonggong P. Sakera, Food truck Plaza Lagoi | Gurun Pasir Busung, Bintan Sayang Pantai Sakera, Kawasan Wisata Bintan Resort Lagoi |
4 | Lagoi | idem | Kelong Seafood Resto & Calypso Floating Bar @Nirwana Garden Resort | Treasures Bay Bintan Lagoi |
5 | Lagoi | Banyan Tree Bintan Resort | Tree Tops, The Cove, Saffron @Banyan Tree | The Rock @Banyan Tree private beach |
6 | Lagoi – Pulau Dompak – Tj. Pinang | Aston TanjungPinang | Kelong Seafood Resto Lagoi, Fat Straw @Tanjung Pinang City Centre | Vihara Maitreya terbesar se-Asia Tenggara, Taman Tepi Laut, Tanjung Pinang Tourist Information Center |
Hubungan persahabatan antara Indonesia dan Singapura yang terjalin dalam beberapa dekade ini, melahirkan sebuah persetujuan yang ditandatangani antara kedua belah pihak untuk membangun kepulauan Bintan secara bersama-sama dalam Zona Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun.
Maka bila memang orang asing yang turut membangun negeri, kenapa warga Indonesia tidak turut menikmati? Bintan menyediakan ragam pilihan akomodasi dan wisata sesuai dengan budget dan kebutuhan. Sehingga terbukti Bintan tidak hanya milik bule, tapi juga pakle, pakde, bude, makde, maktuo, butet, inangboru, a’a, teteh, aki, nin, uwak dan seterusnya.. 😎
So, let’s start the journey in Bintan Island!
Petuah KoperBunda:
- Kompti bunda memilih terbang menggunakan maskapai Garuda demi kenyamanan serta “ketepatan waktu” pada jadwal itinerary, secara jadwal kunjungan di Bintan cukup padat. Alasan lainnya oleh sebab Garuda menempati Terminal 3 Ultimate bandara Soekarno Hatta, dimana si bunda dapat jajan cemilan di dalam bandara yang menyerupai mall!
- Garuda, Batik Air (Lion Air), dan Sriwijaya melaksanakan rute penerbangan 1x sehari dari Jakarta ke Tanjung Pinang (PP).
- Garuda berangkat dari Jakarta pukul 10.30 WIB, dan pulang dari Tanjung Pinang pada pukul 13.00 WIB. Adalah waktu yang paling pas menurut si bunda.
- Di Bintan hampir tidak ada taksi, dan jarak dari satu lokasi menuju ke tempat lain berjauhan. Maka sewalah kendaraan lepas kunci (tanpa supir) alias setir sendiri. Hubungi pak Alvis di no. 081372898766 yang menyediakan Avanza, Ertiga, dan Kijang Innova yang berkisar antara Rp. 250k – 350k/24 jam.
- GPS is important!
- Hotel CK Tanjungpinang lebih baru dan luas dengan fasilitas lengkap bintang 4. Meski ber-desain ‘campursari’ namun tampak lebih trendy dan bersih daripada Hotel Aston Tanjungpinang.
- Jarak Pulau Penyengat dengan Tanjung Pinang hanya 2 km dan ditempuh dalam waktu 15 menit menggunakan pompong atau perahu kecil. Untuk berkeliling pulau pun sudah berbaris becak motor (betor) yang disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di pulau bersejarah ini.
- Kota Tanjung Pinang merupakan dataran rendah yang dihiasi rawa dan hutan bakau. Oleh karena itu banyak terdapat restoran, wisata mangrove, hingga spa di atas hutan bakau!
- Play hard, spend hard! Motto si bunda jangan ditiru, kecuali jika ingin menghabiskan tabungan di Lagoi Resorts yang memang terasa tinggi bagi mata uang Rupiah.
- Akomodasi di Lagoi Resorts berkisar antara Rp. 3 juta hingga Rp. 30 juta per malam! Urusan mengisi perut pun cukup menguras kantong, dengan menu nasi goreng seharga Rp. 320k dan es cendol Rp. 180k! 🙄
- Jika menginap maupun dine di dalam Kawasan Wisata Lagoi terlalu mahal, ya terima nasib sajalah Sebab untuk keluar/masuk ke kawasan Lagoi harus menempuh perjalanan sejauh 20km dari gerbang masuk! Tapi tenang si bunda kasih bocoran, makanan dengan harga ‘standar’ dapat anda temui di Warung Yeah! dan RM Padang Lamak Basamo yang berada di Plaza Lagoi @Lagoi Bay.
- Tiap resort dalam kawasan Lagoi menawarkan keunggulannya masing-masing. The Canopi dengan Treasure Bay-nya, The Sanchaya Resort bergaya kolonial, Nirwana Garden Resort dengan golf course serta mini zoo, serta Banyan Tree Resort yang memiliki rainforest private villa di bibir tebing!
- Tak hanya menyajikan wahana permainan air, Lagoi turut menyuguhkan wisata adrenaline seperti ATV serta kegiatan mangrove discovery tour, salah satunya catching fire-flies di hutan bakau alias melihat kunang-kunang di malam hari seharga Rp. 380k/adult dan Rp. 250k/child! Sekeluarga bunda = Rp. 1,5 million! Alamak, jaman sekarang rupanya harus membayar mahal untuk menyaksikan kunang-kunang 😮
- Tahukah anda Pulau Bintan lebih besar daripada Pulau Batam?
- Kapal penumpang kedua tertua setelah Titanic ternyata nangkring di Lagoi! Kapal legendaris bernama MV Doulus Phos dibuat satu tahun setelah kapal Titanic pada tahun 1914. Kapal tua dengan panjang 130 meter dan berbobot 6.670 ton ini termasuk kapal pesiar tertua yang sudah berkeliling dunia. Terakhir berlayar tahun 2009 dan saat ini sedang ‘disulap’ untuk dijadikan hotel berbintang.
- Jangan tertipu dengan ‘iklan’ Orang Utan dan Badak Jawa yang ada di dalam kawasan Lagoi. Rupanya patung!
- Dalam ekspedisi Bintan ini (dan seperti dalam ekspedisi lainnya), laskar KoperBunda mengalami perjalanan ‘off the map’ yang dilalah malah menemukan gugusan batu insanely beautiful a.k.a extraordinary. Silahkan saksikan dalam episode Let’s Get Lost in Bintan Island!
- Pulau Bintan adalah satu dari lebih 2.400 pulau yang berada di Kepulauan Riau.
- Oleh karenanya Bintan turut menawarkan akomodasi private island seperti Nikoi Island dan Cempedak Island yang definitely masuk dalam bunda’s wish list, berikut White Sand Beach Island di Trikora.
- Cobalah kuliner unik seperti Mie Tarempa, Mie Lendir, kerang lokan, siput gonggong, otak-otak tenggiri/sotong yang berbeza raza dengan otak-otak di Jawa. Lazat!
- Jika kurang cocok dengan menu seafood, anda dapat menjumpai KFC atau RM Padang Sederhana bahkan dessert kekinian Fat Straw turut hadir di Tanjung Pinang.
- Otak-otak tenggiri sebanyak 500 pcs yang dipesan dari encik-encik (tangannya sampai kebas sepagian mengipasi otak-otak pesanan bunda) di gerbang masuk Dermaga Penyengat, dibungkus dan diangkut pulang ke ibukota. Arisan di rumah bunda sore ini terasa meriah dengan hadirnya otak-otak Penyengat! 😀
2 Comments
Laksmi Dewi Wulandari
Mie lendir favorit gw tuh. Sebelah rmh mertua di pku buka resto jualan mie lendir eh diprotes tetangga gara2 namanya lendir jd dia ganti nama restonya jd mie tanjung pinang ?
Koper Bunda
Jujur aja waktu di Tj Pinang belum kesampaian mencicipi Mie Lendir 🙁 Sudah jauh datang kesana ternyata bukanya pagi! Baru tau kalau mie lendir khusus utk sarapan pagi ^_^ Wah boleh juga tukh mencicipi mie lendir di resto Mie Tanjung Pinang di Pekanbaru hehe.. dimanakah tepatnya?