Jelajah

Pantai Langir Desa Sawarna, Banten

Bunda bertekad kuat menuju ke lokasi yang menjadi ikon di Sawarna bernama Pantai Ciantir dan Tanjung Layar, berupa 2 buah batu tinggi yang wujudnya menyerupai layar. Sayangnya saat ini long weekend, turis membludak membanjiri tempat ini. Mau parkir saja pun susah, harus rebutan parkir dengan bus-bus besar pariwisata.

Let’s get lost! Ya, judulnya kesasar. Siapa sangka karena menghindar dari area wisata yang terlalu ramai, keluarga bunda malah terdampar di pantai yang sepi dengan hamparan pasir yang luas membentang. Namanya Pantai Langir. Pasirnya unik terdiri dari 2 warna, hitam dan putih. Rerumputan dan bunga liar berwarna violet merambat elok diatas permukaan pasir pantai.

Bunda dan regunya melanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri pantai sejauh 1 km mengikuti saran seorang warga yang mengatakan bahwa ada gua dan cekungan pantai yang lebih indah dinaungi tebing tinggi. Lokasi ini hanya bisa dilalui di siang hari saat air laut sedang surut, namun menjelang sore bagian pantai ini akan tertutup air pasang. Mungkin karena itulah banyak wisatawan yang belum aware akan keberadaan tempat ini.

Bunda pun memekik senang. “Hello ciao from Sawarna Banten.. ini pantai-pantai terindah di dunia.. oohh aku sangat menikmati.. dan aku mau bobo bobo (di atas pasir) seperti ini.. oh I feel free..”, sambil berputar-putar ala Syahrini di Itali.

Birunya laut kontras dengan pasir pantai yang putih bersih, lembut dan halus bagai bedak Marcks’ bunda. Deburan ombak laut selatan yang terkenal kedahsyatannya, menghantam keras batu karang yang karam di tepi pantai. Pemandangan yang eksotis. Tebing tinggi yang membentuk pola cekungan setengah lingkaran seolah menutupi diri dari dunia luar. Area ini benar-benar terpencil. Tiada satu orang pun disini. A private hidden paradise in Indonesia yang tak kalah cantik dengan Maya Bay di Phuket.

Besok bunda mau kirim surat ke Hollywood agar Leonardo DiCaprio datang membintangi film sekuel ‘The (Banten) Beach’ di lokasi ini.

Photo session pun dimulai dengan anak-anak bunda sebagai modelnya. Camera is rolling menangkap adegan bocah berlompat-lompat ria di atas air (sebuah adegan yg mutlak dilaksanakan bila sedang berada di pantai). Bunda pun melepas penat di bawah bayangan tebing raksasa sambil memijat pundaknya yang pegal menggendong bayi 12 kg. Untuk wisata pantai kali ini ia memakai kostum berupa celana pendek, tangtop, sandal jepit, kacamata hitam, lengkap dengan kain jarik! Sayang bunda lupa membawa tikar dan kain pantai agar bisa tiduran di atas pasir.

Tiba-tiba terdengar suara ayah memanggil. Ayah yang jeli mendapati sebuah gua yang bisa dimasuki namun nyaris tak terlihat karena pintu masuknya berupa celah kecil menyempil. Bunda dan prajuritnya mengikuti ayah masuk ke dalam gua lembap nan gelap yang penerangannya hanya diterangi oleh sorotan senter dari handphone. Sesekali cahaya blitz kamera dapat menangkap nuansa gua ini. Gua yang cukup luas dengan design interior yang rumit.

Ayah mulai asyik mencekoki keturunannya dengan ilmu pengetahuan tentang sosok batuan lancip yang banyak menggantung di langit-langit gua. “Ini namanya stalaktite. Coba pegang, basah khan? Ya, karena batuan ini terbentuk dari tetesan air yang telah berlangsung beribu tahun lamanya.. “. Blablablaa, bunda tak lagi ikut menyimak karena sibuk mengendap-endap dan mengendus-endus, sama seperti induk singa, she’s rising her awareness level entering into the dark and the unknown.

Bocah petualang ini belajar tentang stalaktite dan kembarannya, stalagmite. Mereka menjelajahi Gua Langir dan Gua Harta Karun dengan aliran sungai purbakala di bawahnya. Mereka juga menemukan sumber air yang banyak terdapat di dalam gua, serta penghuni gua sesungguhnya seperti kelelawar dan (untungnya tidak bertemu) ular phyton!

Ya, disini pasukan kecil bunda belajar tentang alam. Belajar tentang fenomena pasir 2 warna, tumbuhan yang mampu hidup di atas pasir, dan abrasi daratan yang terkikis air laut. Kini mereka tahu apa yang dimaksud dengan muara dan serunya bermain air di tempat berpadunya air gunung dan laut. Mereka juga bertemu dan berkenalan langsung dengan makhluk pantai yang lucu nan imut, si anak kepiting, disertai acara foto bersama.

Kebetulan sekali berjumpa langsung dengan orang Kanekes atau orang Baduy/Badui, suku asli Sunda yang menawarkan madu asli. Bunda pun membeli 2 botol madu Badui, bonus lebahnya untuk dipelihara!

Inilah yang bunda selalu elu-elukan, bahwa belajar tidak cukup hanya di sekolah. Sebuah pengalaman yang kita alami sendiri itulah pengetahuan yang lebih bermakna. Outdoor schooling instead of home schooling. Begitu katanya. Namun ayah sudah tau artinya: harus menyediakan budget traveling lebih banyak lagi.. dugh!

Saran KoperBunda:

  • Walau KoperBunda tidak menginap di Sawarna (namun menurut informasi yang disiarkan oleh ‘Laskar Pelaut’, rekan ayah yang sedang menginap disana): Biaya sewa/menginap di penginapan/homestay berkisar antara Rp. 150k – Rp. 250k/orang inclusive AC dan 3x makan. Non AC lebih murah lagi hanya dengan membayar Rp. 85k – Rp. 120k/orang. Makanan yang disajikan untuk sarapan seputar nasi goreng, telor ceplok, bonus udang dibalik bakwan. Sedangkan makan siang dan malam berupa lauk ikan goreng atau ikan bakar lengkap dengan sambal lalapnya. Bila anda berkelakuan baik serta melampiri SKKB (Surat Keterangan Kelakuan Baik) selama menginap, sang pemilik penginapan akan menyajikan menu spesial yang wajib dicoba, yakni [simple_tooltip content=’Impul adalah sejenis ikan yang sangat kecil sekali, besarnya kira-kira sepertiga teri medan. Ikan ini hanya ada sekali dalam setahun pada musim tertentu. Impul yang halus tersebut dicampur dengan tahu yang dilumat dan dipepes.’]Pepes impul[/simple_tooltip].
  • Tukang ojek sangatlah diperlukan, khususnya bagi tukang foto eh pecinta fotografi karena tidak tersedia lahan parkir di beberapa lokasi seperti di Pantai Cipamagangan dan Karang Bokor. Dengan jasa ojek anda bisa menanti sunrise di Laguna Pari (PP sekitar Rp. 50k) dan mengejar sunset di Karang Taraje hingga ke Pantai Pulo Manuk.
  • Sebaiknya menyewa pemandu lokal jika ingin memotret landscape di pantai dan karang tersembunyi yang jarang dikunjungi. Dengan membayar jasa berkisar Rp. 100k – Rp. 150k/hari, jiwa anda lebih terjamin karena pemandu sangat mengetahui keamanan seluk-beluk pantai, ombak dan karang terjal di daerah tersebut, sekaligus berfungsi sebagai porter.
  • Selain wisata pantai, juga terdapat gua-gua yang wajib dikunjungi seperti Gua Lalay, Gua Langir, Gua Harta Karun, dan Gua Seribu Candi. Bawalah senter atau pinjam lampu sorot baliho bila ingin berwisata caving (menelusuri gua).
  • Jangan lupa memakai topi, payung dan Ultra Defense Sunscreen Lotion (baca: sunblock) SPF 110. Hawa panas tepi laut akan membuat anda mendadak keling!
  • Sok atuh baca juga serunya membakar api unggun di Ocean Queen Resort, serta asyiknya jalan-jalan sore di Dermaga Pelabuhan Ratu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

counter statistics