Gumuk Pasir Parangkusumo Bantul, DI Yogyakarta
Daripada harus terbang naik karpet ajaib untuk sand-boarding di Arabian Desert, bunda mengajak adrenaline-junkie-minie ke lokasi sand dunes yang berada di Jl. Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Kec. Kretek, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namanya Gumuk Pasir Parangkusumo yang dapat dijumpai di wilayah pesisir selatan Yogyakarta, terletak diantara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok.
Walau harus menempuh jarak sejauh 25 km dari kota Yogya, warga bunda tetap bersemangat teguh untuk berseluncur di atas lautan pasir yang kabar-(berdasarkan keunikan)-nya hanya ada satu-satunya di Asia Tenggara! Perjalanan pun tidak memakan waktu lama oleh karena ruas jalan teramat mulus, juga sedang dibangun jalan raya baru yang nantinya akan menghubungkan ke pantai selatan DIY.
Sand dunes atau [simple_tooltip content=’Gumuk pasir adalah salah satu bentang alam yang proses pembentukannya dipengaruhi angin, terbentuk karena pasir yang menumpuk dalam jumlah besar.’]Gumuk Pasir[/simple_tooltip] di Parangtritis/Parangkusumo ini sebenarnya sudah terbentuk melalui proses alam sejak ribuan tahun lalu, namun baru beberapa tahun belakangan ini di’karyakan’ sebagai tempat wisata dan wahana uji adrenaline. Pasirnya berasal dari material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi yang terbawa oleh arus sungai hingga ke muara. Lalu datanglah ombak dengan ganasnya menghantam pasir yang sedang asyik mengendap di pinggir pantai, dan ‘siksaan’ tak cukup hanya sampai disitu, angin Samudera Hindia yang terkenal sangar pun meniupkan ‘hembusan-badai’nya hingga pasir terangkat ke daratan dan hasilnya membentuk bentangan pasir alami yang unik.
Ya, bagai lukisan alam, pada site ini tampak jelas terlihat bentangan bukit pasir berbagai bentuk dan ukuran dengan alur pasir melintang. Bentuk alur di atas pasir itu dipengaruhi oleh arah angin, serta vegetasi yang menjadi penghalang material dalam pembentukan pasir. Sekilas info dari Situs Parangtritis Geomaritime Science Park, Gumuk Pasir Parangkusumo merupakan gumuk pasir pesisir (coastal dunes), dan berdasarkan klasifikasi iklim masuk dalam kategori “Gumuk Pasir Barchan” yang terbentuk oleh tenaga angin. Jadi pemirsa sudah dapat mengerti bahwa “barchan” itu adalah tipe atau jenis bukit pasirnya, bukan namanya, bukan pula nama dari kangkung belachan atau sambal barchang! Ehh 😛
Namun pada umumnya, bukit pasir berjenis Barchan terdapat di iklim kering dan setengah kering (arid and semi-arid), sementara iklim di Bantul tropika basah. Seharusnya gumuk pasir ini tidak terbentuk karena iklimnya tidak sesuai. Oleh karena itu Gumuk Pasir Parangkusumo merupakan fenomena istimewa dan langka! Wow keren 😀
Selanjutnya. Meski sejumlah gumuk pasir tersebar di Indonesia, hanya Gumuk Pasir Parangkusumo yang dapat digunakan sebagai lokasi sand-boarding. Ayah menyewa 2 buah papan sandboard seharga Rp. 100k/papan, berikut trainer-nya! Agak mahal memang tapi akangmas trainer menjamin bunda’s crew dapat bermain sandboarding sampai bisa.. sampai puas! Awalnya pelatihan ‘sand-surfing‘ dilaksanakan di punggung bukit yang rendah dengan ketinggian 3-5 meter. Tak lupa bagian alas papan sandboard dilapisi lilin setiap kali hendak surfing. Lapisan lilin tersebut bertujuan untuk meminimalkan friksi saat meluncur di atas pasir, sehingga disinilah body balance skill berperan penting. Deretan kata kerja dapat ditemui pada pelatihan ini seperti terjatuh, terpeleset, terhempas, terpental, terpelanting, tergelincir, terselip, terjerembab, you name it! Herannya adrenaline-seeker tak jua jera, justru melanjutkan pelatihan ke gumuk pasir yang lebih advance dengan ketinggian 15-17 meter! Dengan resiko bahaya di depan mata, bunda hanya mampu komat-kamit berdoa supaya tidak terjadi memar dan goresan pada tubuh prajurit mininya serta tidak ada kuku jari yang patah..
Kebanyakan pengunjung datang untuk melaksanakan aktifitas #fotosyantik di depan plang bertuliskan “Gumuk Pasir“, ayunan di atas pasir, serta props berbentuk ‘love’ yang cantik dengan latar samudera pasir dan Gunung Kidul. Akan tetapi kehadiran warung / cafe di tepi lautan pasir inilah yang menambah lengkap pengalaman wisata di Gumuk Pasir Parangkusumo. Sedia menu western yaitu Sausage Bbq sauce and French fries, namun sajian Terong Crispy yang menyadarkan bunda bahwa ia sedang berada di Bantul! 😉
Petuah KoperBunda:
- Menuju ke Gumuk Pasir Parangkusumo, berkendaralah sekitar 1 jam dari kota Yogyakarta menuju Parangtritis, lalu masuklah ke dalam kawasan wisata Parangtritis namun tidak ke arah pantai, kemudian belok di pertigaan yang mengarah ke Pantai Depok dan ambil jalan ke timur.
- Secara sedang happening, maka hindari datang di hari libur sebab lautan pasir ini dibanjiri oleh lautan manusia!
- Datanglah di pagi atau sore hari disaat mentari tidak terlalu menyengat.
- Gunakan alas kaki dan pakaian nyaman, jangan kenakan rok mini seperti bunda karena angin rajin berhembus.. mengangkat rok eh partikel pasir.
- Kenakan kacamata hitam untuk melindungi mata, atau jika perlu kacamata renang agar tidak kelilipan pasir/kedap pasir/ sandproof! 😎
- Kondisi fisik dan mental mesti sudah disiapkan untuk adegan “guling-guling di atas pasir”!
- Disediakan ruang bilas lengkap dengan gayung dan segentong air untuk menghilangkan pasir yang menempel lekat di badan.
- Fenomena terbentuknya sand dunes pada iklim tropis dengan curah hujan tinggi seperti ini amatlah langka. Kabarnya, hanya ada dua di dunia yaitu Meksiko dan Yogyakarta Indonesia. Oleh karenanya Gumuk Pasir Parangkusumo berstatus must visit terlebih berada di tanah air!