Jelajah,  Makan Enak,  Tidur Nyenyak

Jambuluwuk Batu Resort, Kota Batu

Rembulan telah menampakkan dirinya tatkala Korps Bunda (baca: B’Korps) mendarat di Kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur. Rencana untuk tiba lebih cepat terhambat oleh keinginan bunda yang hendak lebih dulu menjenguk fosil kerabat purba (maklum, bunda antik-rikiplik fascinate akan segala hal yang berbau purba) di Museum Purbakala Trinil, Kabupaten Ngawi.

Ya, perjalanan darat antar propinsi yang menempuh trayek non-express Solo – Batu berlangsung selama 10 jam; B’Korps beranjak selepas breakfast di Hotel Alana Solo, lantas bergerilya menyusuri hutan jati Sragen, tak lupa sowan ke leluhur purba di Ngawi, mengejar jadwal pemotretan di Monumen “Arch de Triomphe” Gumul Kediri, hingga akhirnya berlabuh di “Shining Batu“.  😀

Jambuluwuk Batu Resort yang terletak di lereng Gunung Panderman, Jl. Trunojoyo No.99 Songgokerto, tidak dengan sengaja ditemukan. Penginapan yang berada di  jalur utama penghubung Kota Batu dan Pujon Songgoriti ini menjadi pilihan berhubung –urgency- malam tlah menjelma didukung bias lampu temaram resort yang turut mengundang.

Sewaktu pasukan B’Korps datang, tengah terjadi hiruk-pikuk aparat ‘yang punya negara’ hendak angkat sauh kembali pulang ke kampung eh kota asal. Walhasil, walau tiba pukul 7 malam, pasukan bunda masih harus menunggu kamar dibersihkan selama 1 jam!

Sembari menanti kamar ready (dan walau badan saya telah terjangkit pegal-linu akut), warga d’Korps kembali menaiki mobil lalu berkendara untuk mencari penganan malam di daerah yang belum diketahui seluk beluk medannya. Mujur sebelumnya mata bunda sempat melirik sebuah resto yang dirasa cukup ‘edgy‘ dijumpai di kota kecil ini. TEKOPI adalah sebuah resto-café yang berada di new simple-chic budget hotel bernama Hotel Arjuna. Menu yang ditawarkan adalah Nasi Goreng Bahagia, Nasi Campur Empal Kribo, Bubur Juna (dibuat oleh Chef Juna yang sering terbit di tivi itukah?), Nasi Rawon Empal dan Ramen Spesial. Sedia juga beragam kopi yang diberi judul Kopi Jae, Kopi Nas, Kopi Jack, Kopi Boss, Kopi Cucu dan Kopi Amad yang amad nikmad diserupud hangad-hangad pada hawa dingin Kota Batu.

Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, namun pada tanggal 17 Oktober 2001 kota yang juga dikenal sebagai kawasan agropolitan ini ditetapkan menjadi kota otonom, terpisah dari Kabupaten Malang. Jadi tolong dicatat, Batu sudah tidak termasuk wilayah Kabupaten Malang lagi, sodara-sodara!

Wilayah Kota Batu terletak di dataran tinggi dengan luas wilayah sekitar 202 km². Memiliki ketinggian 700m–1.700m di atas permukaan laut didominasi kawasan lembah dan perbukitan. Dengan suhu udara rata-rata mencapai 12°–19°C menjadikan Batu sebagai tujuan wisata yang sejuk dan nyaman.

Batu terkenal sejak jaman kompeni yang terpesona akan keindahan dan keelokan alamnya, hingga dijuluki “Swiss Van Java”. Namun sebenarnya, Batu telah terkenal sejak abad ke-10 sebagai tempat peristirahatan kalangan keluarga Kerajaan Medang. Dibawah perintah Raja Sindok, dibangunlah sebuah kawasan yang kini lebih dikenal dengan nama Kawasan Wisata Songgoriti di dekat mata air abadi yang masih mengalir hingga sekarang.

Bunda yang penasaran dengan asal-muasal nama “Batu” sempat bertanya pada Mpu Wiki. “Apakah terdapat batu raksasa seperti di Belitung? Apakah bersaudara dengan Batu Ferringhi di Malaysia? Apa ada anak durhaka yang dikutuk menjadi batu?”, cerewet ia bertanya. Rupanya sang Mpu belum mendapat wangsit untuk mengetahui kepastiannya. Namun tersiar kabar bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut setia Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim a.k.a. Kyai Gubug Angin a.k.a. Mbah Wastu. Beliau jua yang memulai tradisi babad alas; dan sebagai pemuka masyarakat, banyak penduduk yang datang menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu yang akrab dipanggil dengan Mbah Tu, Mbatu, lambat laun menjadi Batu.

Resor bintang 5 yang disebut juga “Rumah Jambuluwuk” dibangun di wilayah Batu tahun 2010, yang (katanya) pada saat pembangunannya menimbulkan kontroversi lantaran didirikan di atas bukit yang merupakan kawasan konservasi. Memang secara lokasi, Jambuluwuk Batu cukup strategis (10 menit berkendara ke Jatim Park 2 dan 15 menit ke Batu Night Spectacular) bila dibandingkan dengan posisi hotel berbintang lainnya.

Villa Surabaya yang kemudian dipesan (melalui makelar traveloka.com) berupa 3 Bedroom Deluxe Villa seharga 1,35 juta/malam (Room Only). Dan kala bunda melangkah memasuki villa, ia terpana, Wow! Selama berlalu-lalang di dunia per-resort-an, baru kali ini ia mendapati villa yang besar dan LOEAS dengan harga cukup reasonable.

Villa 2 lantai ini memiliki fungsi lengkap kebutuhan primer manusia. Lantai pertama berupa sebuah kamar tidur, ruang keluarga, perapian, dapur komplit peralatan ‘perang’nya, dining tablebalkon, dan tak ketinggalan jemuran. Dua kamar (yang lebih luas) lagi berada di lantai bawah dengan akses pintu menuju taman asri. NB: semua kamar mempunyai kamar mandi masing-masing!

Berlantai dan berdinding kayu, bangunan villa yang dipadu dengan batu bata glossy menimbulkan kesan homey dan warmth, extra warmth lagi ketika tungku perapian dinyalakan. Bunda yang ‘bersih-freak‘ pun mendapati kamarnya cukup bersih –sehubungan dengan kualitas kebersihan yang jarang ditemui pada villa/cottage/cabin/rumah kayu umumnya. Menariknya lagi, antara villa dibatasi dengan pohon dan rerimbunan tumbuhan sehingga privacy cukup terjaga –a hidden-jewel yang sesuai dengan hidden-persona bunda (ehm sampai keselek!) 😉

Tersebar 30 villa bergaya arsitektur tradisional yang disewakan dengan harga mulai Rp. 3 juta sampai Rp. 6 juta/villa/malam (Publish rate). Tipe villa yang disewakan adalah 3 dan 4 bedroom Superior, Deluxe, Premier, dan VVIP Villa dengan private swimming pool di lokasi tertinggi kompleks Jambuluwuk Resort yang tentunya menghadirkan pemandangan paling indah. Sebuah bangunan yang terlihat unik sendiri ternyata berupa gedung pertemuan dengan atap khas Minang lengkap dengan duplikasi jam gadangnya!

Resor ini mempunyai infinity pool berupa kolam renang diatas tebing! Karena terletak di pegunungan jangan heran bila airnya dingin-bikin-menggigil. Kolam renang dewasa dan anak tersebut dilengkapi pool bar. Kolam renang ini merupakan bagian dari Jambuluwuk Club House dan Social Bar & Lounge dimana anda dapat merasakan pengalaman Sky Dining; or having romantic dinner dengan pemandangan ‘dramatis’ Gunung Arjuna direngkuh kabut.

Fasilitas yang dimiliki resor ini lebih dari cukup; ATV rides, flying fox, outbound facilities, children playground, fishing pond, jogging track, minimarket, perpustakaan, karaoke, gazebo, business center, meeting room dan convention center yang dapat menampung hingga 3 ribu orang. Sport Hall yang terdapat disini dapat digunakan untuk melatih kebugaran: tennis court, badminton, basketball, volleyball, futsal, squash dilengkapi dengan fitness dan sauna. Sayang sekali armada B’Korps tidak sempat menjelajahinya karena sibuk dengan beragam aktifitas pariwisata di Kota Batu.

Petuah KoperBunda:

  • Jambuluwuk Batu Resort hampir tak pernah sepi pengunjung. Sebaiknya lakukan pemesanan jauh hari sebelumnya dan konfirmasikan waktu kedatangan anda, agar the villa sudah siap menampung saat rombongan tanjidor anda tiba.
  • Resor ini memiliki luas area 16 ha, memadai untuk menampung keluarga besar maupun corporate (outing) perusahaan. Villa yang tersedia di Jambuluwuk Batu berupa 3 dan 4 kamar yang dapat memuat hingga 10 orang. Jadi jangan datang berduaan apalagi sendirian, alih-alih bawalah warga se-paguyuban bila berencana stay di Jambuluwuk Batu 🙂
  • Sebagai info, untuk memesan Extra bed anda harus menambah dana sebesar Rp. 250k/orang. Anda juga akan diminta (secara baik dan sopan) untuk membayar deposit sebesar Rp. 1 juta yang akan dikembalikan ketika check-out.
  • Pilih kamar “Room Only” agar dapat lebih menghemat. Tak usah khawatir dalam mencari pangan; anda bisa membeli beras, sosis, roti dan telur di supermarket terdekat untuk memasak hidangan sederhana di dapur/pantry villa. Selain itu dengan mudah menemukan restoran sesuai selera anda di Kota “Little Swiss –ditambah efek dari hawa ‘dingin-mengundang-lapar’ membuat semua masakan disini terasa enak 😉
  • Sekilas info lagi, nama “Jambuluwuk” diambil dari nama sebuah desa di Ciawi Jawa Barat dimana pertama kalinya resor ini bermula dan kemudian berkembang hingga memiliki beberapa cabang: Jambuluwuk Ciawi Resort Bogor, Jambuluwuk Batu Resort, Oceano Jambuluwuk Resort Lombok, Jambuluwuk Malioboro Boutique Hotel Yogyakarta. Silahkan diintip di agoda atau traveloka.com bila berminat liburan basamo kaluarga Mamak Kanduang, Mamak Sejengkal, Mamak Sehasta, Mamak Sedepa..
  • Penginapan Batu lain yang menjadi incaran bunda selanjutnya adalah The Singhasari Resort, Kampung Lumbung, Villa Amarta Hills, serta harus rajin menabung agar dapat hinggap di Villa Mulyono dan Villa Della Scala yang sungguh menawan.
  • Lagi-lagi kilasan info: Bersama dengan Kota Malang dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).
  • Soal wisata, Batu menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia bersama dengan Bali dan Yogyakarta. Mulai dari Batu Secret Zoo dan Museum Satwa yang berada di Jawa Timur Park 2, Jatim Park3, Jatim Park 1, Batu Night Spectacular, Museum Angkut, Pasar Apung Nusantara, The Bagong Adventure Museum Tubuh, Batu Wonderland, Eco Green Park, Kusuma Waterpark, dan Predator Fun Park.
  • Tak hanya itu, kota apel ini juga memiliki perkebunan Kusuma Agrowisata, taman bunga Selecta, serta pemandian air panas. Mengangkasa di wisata udara Paralayang Gunung Banyak menjadi pengalaman ‘super’ tak terlupakan, begitu juga camping di Taman Hutan Raya Raden Soerjo dan Gunung Panderman, wisata gua Cangar dan Tlekung, wisata air terjun di Coban Rais dan Coban Talun, wisata budaya di Candi Songgoriti, dan wisata-masih-banyak-lagi sampai saya pegel nulisnya euy..
  • Kesimpulannya: 3 hari terasa kurang bagi pasukan B’Korps untuk menjelajahi Kota Wisata Batu, minimal harus menyiapkan waktu seminggu supaya khatam!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

counter statistics