Makan Enak

Liwet Pak Asep Stroberi Kadungora, Garut

Puas berakit-rakit ria mengunjungi Candi Cangkuang, tibalah jua waktunya santap siang. Bunda teringat bahwa sebelum mencapai candi, mata sipitnya sempat melirik restoran besar di pinggir jalan berjudul Liwet Pak Asep Stroberi cabang ASSTRO Kadungora.

Tergelitik dengan namanya yang ‘cupu’ nan nyentrik, ia lantas memberi kode pada ayah yang sedang memegang kemudi. “Barangkali disana ada kebun stroberi dan barudak bisa petik stroberi..”, begitulah alasan dan harapan bunda. Ayah banting setir! (putar balik, red.)

Rumah makan abah Asep Stroberi atau disingkat ASSTRO didirikan oleh seorang alumnus Seni Rupa IKIP Bandung yaitu H. Asep Haelusna, yang (jika dilihat dari lukisannya tahun 1971 โ€“wah si bunda saja belum lahir) memang tampak kAsep ๐Ÿ˜Ž Restoran pertamanya dibuka pada tahun 2006 di Jalan Raya Nagreg, dan hingga kini telah memiliki 7 cabang di wilayah Kabupaten Garut, Ciawi dan Tasikmalaya.

Restoran tujuan legiun bunda merupakan salah satu cabang Asstro yang berada di Jalan Raya Kadungora Leles-Garut No. 45 , masih cukup jauh (ยฑ 25 km atau sekitar 30 menit) sebelum memasuki Kota Garut dari arah Jakarta. Restoran yang juga berfungsi sebagai Rest Area ini mengusung kuliner khas Sunda โ€“meski bunda sempat disoriented, disangka salah masuk ke rumah makan Padang tatkala melihat gerbangnya yang berbentuk atap Minangkabau.

Sejumlah bangunan dengan arsitektur tradisional dijumpai di dalam areal restoran yang luas. Berbagai pilihan tempat disediakan sesuai kebutuhan para pengunjung. Terdapat barisan meja panjang yang bisa menampung warga sekampung di dalam bangunan semi open air, ruangan private ber-AC bagi yang membutuhkan privacy, atau seperti klan bunda yang memilih ber-leyeh-lesehan di saung full AC (baca: angin cemilir). Suasana alam nan asri langsung terasa dengan hadirnya danau buatan dihias jajaran saung disekelilingnya, beserta jembatan bambu yang cukup menantang untuk dilalui.

Menu andalan tentunya nasi liwet sebagai sang primadona. Nasi liwet dimasak dengan rempah-rempah dan dihidang dalam kastrol (kendil alumunium) agar tetap hangat saat disajikan. Sedia Paket Nasi Liwet untuk porsi berdua sampai 5 orang dengan harga berkisar antara Rp. 75k hingga Rp. 200k. Harga pun berbanding lurus dengan lauk pendamping yang dipesan. Aneka lauknya adalah gorengan daging (gepuk, lidah, babat), gurame, ayam pejantan (kalau pejantan pada digoreng, apa kabarnya dengan ayam petelur? ๐Ÿ™„ ), ayam kampung dan bebek. Tahu, tempe, peda, sambal dan lalapan segar turut hadir sebagai pelengkap.

Selain paket nasi liwet, masakan lainnya dapat dipesan secara a la carte. Nasi putih timbel, nasi merah, nasi daun jeruk, nasi bakar, nasi tutug oncom bersanding dengan protein daging, ayam, bebek, ikan yang dimasak steam/goreng/bakar/sate/lada hitam/saos tiram/saos padang/bumbu rujak/bumbu cobek Asstro yang spesial. Tak ketinggalan hidangan pepes dan tumisan khas Priangan seperti tumis kangkung balacan, genjer oncom, keciwis, uluketek leunca, jambal petai, jengkol teri ..ehm :mrgreen: Berhubung lidah bunda tidak familiar dengan identitas sayuran tersebut, ia pun cukup puas memesan sayur asem!

Liwet Asep Stroberi Kadungora juga mempunyai toko oleh-oleh yang menjual berbagai souvenir khas Garut seperti Chocodot, Liwet Instan, aneka kerajinan kulit dan anyaman di Ceu Ceu Milan. Dikira ceu’ bunda sang pemilik toko bernama Ceu’ Milan, rupanya plesetan dari kata “cemilan”. Jaleuma Sunda pinter nga-[simple_tooltip content=’humor/lawakan/ngelucu/ngebanyol’]bodor[/simple_tooltip] ๐Ÿ˜€

Rumah makan yang beroperasi pukul 07.00ย โ€“ 22.00 WIB setiap harinya menyediakan wahana wisata untuk keluarga, seperti perahu dayung, bebek-bebekan, flying fox, ATV, dan berkuda. Memberi makan ikan dari pinggir saung pun sudah menjadi hiburan tersediri bagi laskar cilik. Namun si bunda tetap penasaran. Celingak-celinguk di dalam lokasi, ia masih berharap akan menemukan kebun stroberi. Rupanya “stroberi” yang dimaksud berupa 3 stroberi raksasa yang tak dapat dipetik maupun dimakan, hanya bisa digunakan sebagai latar foto bunda dan pasukan ๐Ÿ˜†

Jadi ada apa dengan tagline “stroberi”? Tersiar kabar bahwa konsep awalnya merupakan kebun stroberi dilengkapi dengan balong dan saung khas Sunda. Terbetik kabar lagi, judul “stroberi” diangkat oleh karena Pak Asep memiliki kenangan memasak nasi liwet di perkebunan budi daya stroberi. Nah, dengan demikian kunci suksesnya adalah: kenangan jangan dibuang.. dibuang sayangย ๐Ÿ˜›

Silahkeunย lanjut disimak acara tour de Garut legiun bunda diawali dengan berakit-rakit ria mengunjungi situs Candi Cangkuang, sarapan numpak perahu diย Kamojang Green Hotel & Resort, menikmati natural sauna diย Kawah Kamojang, kuliner diatas balong Mulih Ka Desa, serunya petualangan #Epic!Adventure laskar bolang di Gunung Papandayan, diakhiri dengan mencicipi coklat #AntiGalau di Chocodot Boutique Storeย ๐Ÿ˜€


3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

counter statistics